Refleksi HUT ke-80: Meneguhkan Jiwa Guru dan Siswa di Era Digital melalui Bingkai Kurikulum Cinta

Oleh: Kepala Madrasah, MTs Negeri Manggarai

Dalam rangka HUT ke-80 Republik Indonesia tahun 2025, MTs Negeri Manggarai mengajak seluruh guru dan siswa merenungkan kembali makna kemerdekaan dalam bingkai pendidikan. Delapan dekade sudah bangsa ini merdeka, dan dunia pendidikan menjadi satu di antara pilar utama dalam membangun peradaban. Di tengah kemajuan teknologi digital, refleksi ini menjadi penting agar kita tetap menghadirkan cinta, rasa, dan pengabdian sebagai napas pendidikan kita.

Era digital membawa percepatan luar biasa dalam dunia pembelajaran. Teknologi menyederhanakan cara guru menyampaikan materi dan memudahkan siswa mengakses pengetahuan. Namun demikian, di balik berbagai kemudahan tersebut, pendidikan harus tetap berpijak pada tujuan hakiki — menumbuhkan karakter, rasa syukur, serta kesadaran untuk berbuat baik. Kurikulum cinta hadir sebagai pelita agar pembelajaran tetap sarat dengan kasih sayang, adab, dan nilai kemanusiaan.

Guru bukan hanya pengajar tetapi penjaga nurani generasi. Setiap kata yang terucap, setiap nasihat, bahkan setiap senyum, adalah bagian dari proses pendidikan yang menghidupkan hati. Dengan cinta, guru mampu menyalakan semangat siswa untuk terus belajar, jujur, dan berprestasi. Ketika teknologi semakin kuat mencengkeram kehidupan, kurikulum cinta memastikan pendidikan tidak kehilangan sentuhan manusiawinya.

Bagi siswa, usia 80 tahun kemerdekaan adalah momentum untuk meneguhkan tekad menjadi generasi tangguh, cerdas, santun, dan berakhlak. Belajar bukan sekadar menuntaskan tugas, tetapi juga bagian dari pengabdian dan rasa cinta kepada bangsa. Menghargai guru, menjunjung tinggi adab, merawat persahabatan, dan menjauhi perilaku negatif merupakan bentuk nyata mengisi kemerdekaan di era digital.

Kemerdekaan hakiki bukan bebas melakukan apa saja, tetapi bebas berkarya secara bermakna. Guru dan siswa MTs Negeri Manggarai didorong memanfaatkan teknologi untuk memperkaya proses pembelajaran, memperluas wawasan, dan memperkokoh karakter. Semangat juang para pahlawan tetap hidup dalam diri kita melalui disiplin, kejujuran, pengorbanan, dan tanggung jawab menjalankan amanah sebagai pendidik maupun penuntut ilmu.

Dalam kurikulum cinta, teknologi hanyalah alat pendukung. Pendidikan tetap dihidupkan melalui kedekatan batin, kolaborasi, doa, dan keteladanan. Guru hadir bukan hanya untuk mengajar, melainkan mendampingi, menumbuhkan harapan, dan menyemai masa depan. Siswa hadir bukan hanya untuk belajar, melainkan mengolah rasa, membangun mimpi, dan mempersembahkan prestasi terbaik bagi madrasah, bangsa, dan agama.

Pada peringatan HUT ke-80 ini, seluruh civitas MTs Negeri Manggarai diingatkan bahwa setiap langkah di madrasah adalah bagian dari sejarah besar bangsa. Seberapa kecil pun kebaikan yang kita tanam hari ini — ketekunan belajar, keikhlasan mengajar, kesabaran mendidik — kelak akan menjadi buah manis bagi Indonesia di masa mendatang.

Mari jadikan peringatan kemerdekaan sebagai ruang batin untuk menguatkan komitmen. Guru terus berjuang membingkai pembelajaran dengan cinta, siswa terus belajar dengan rasa hormat dan tekad. Bersama, kita jadikan kurikulum cinta sebagai pondasi lahirnya generasi merdeka yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara spiritual dan emosional.

Semoga dari ruang-ruang kelas sederhana hingga jendela digital yang tanpa batas, berkibar semangat kemerdekaan yang tidak pernah padam. Merdeka berpikir, merdeka berkarya, dan merdeka mencintai ilmu menjadi tekad kita bersama. Selamat HUT ke-80 Republik Indonesia — MTs Negeri Manggarai siap melanjutkan pengabdian dengan cinta, demi pendidikan yang memuliakan manusia.