You need to enable javaScript to run this app.

Tolak Ukur Sukses Maulid Nabi Muhammad SAW dalam Pendidikan Generasi Z melalui Kurikulum Berbasis Cinta

  • Sabtu, 06 September 2025
  • Administrator
  • 0 komentar
Tolak Ukur Sukses Maulid Nabi Muhammad SAW dalam Pendidikan Generasi Z melalui Kurikulum Berbasis Cinta

Tolak Ukur Sukses Maulid Nabi Muhammad SAW dalam Pendidikan Generasi Z melalui Kurikulum Berbasis Cinta

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu tradisi penting umat Islam. Namun, ukuran kesuksesannya tidak semata ditentukan oleh besarnya acara atau ramainya peserta. Lebih dari itu, Maulid Nabi adalah momentum untuk meneguhkan kembali ajaran dan keteladanan beliau dalam kehidupan nyata, terutama dalam membentuk generasi muda yang berkarakter.

Generasi Z, yang lahir dan tumbuh di era digital, menghadapi tantangan berbeda dengan generasi sebelumnya. Hidup di tengah arus teknologi dan budaya global, mereka membutuhkan pedoman moral yang kokoh agar tidak terhanyut oleh arus instan dan pragmatis. Di sinilah relevansi Maulid Nabi menemukan momentumnya, yakni sebagai sarana pendidikan akhlak yang bisa menjawab kebutuhan zaman.

Kesuksesan Maulid dapat diukur dari sejauh mana nilai-nilai keteladanan Nabi Muhammad SAW tertanam dalam diri peserta didik. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Ahzab ayat 21: “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” Jika anak-anak muda mampu menampilkan akhlak yang baik, memiliki kepedulian sosial, serta menjadikan Rasulullah sebagai panutan, maka peringatan Maulid telah berhasil mengemban misinya.

Dalam konteks pendidikan, gagasan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) Kementerian Agama dapat menjadi pendekatan yang menghubungkan keteladanan Nabi dengan kebutuhan generasi modern. KBC menekankan lima prinsip utama, yaitu cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa, cinta kepada diri dan sesama, cinta kepada ilmu pengetahuan, cinta kepada lingkungan, serta cinta kepada bangsa dan negara. Melalui lima cinta ini, peringatan Maulid dapat dihidupkan sebagai media pembelajaran yang relevan sekaligus menyentuh hati.

Cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa menjadi pondasi utama. Tolak ukur kesuksesan Maulid dapat terlihat dari meningkatnya semangat ibadah generasi muda setelah mengikuti peringatan. Rasulullah SAW bersabda: “Amal yang paling dicintai Allah adalah yang dikerjakan secara terus-menerus meskipun sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim). Jika setelah Maulid anak-anak semakin disiplin dalam salat, membaca Al-Qur’an, dan menjaga keikhlasan, maka Maulid telah berhasil menumbuhkan cinta kepada Tuhan.

Selanjutnya, cinta kepada diri dan sesama tercermin dalam kesadaran menjaga kesehatan, mengendalikan emosi, serta menumbuhkan kepedulian terhadap orang lain. Nabi Muhammad SAW mengingatkan: “Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dengan demikian, Maulid tidak hanya berhenti pada seremonial, tetapi benar-benar membentuk perilaku sosial yang penuh kasih sayang.

Cinta kepada ilmu pengetahuan juga menjadi dimensi penting. Rasulullah SAW bersabda: “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.” (HR. Ibnu Majah). Generasi Z perlu diarahkan agar memandang belajar bukan sekadar kewajiban, tetapi juga ibadah. Jika setelah Maulid mereka lebih giat membaca, berdiskusi, dan memanfaatkan teknologi untuk hal positif, maka cinta ilmu telah berhasil ditanamkan.

Cinta kepada lingkungan selaras dengan teladan Nabi yang sangat peduli pada alam. Dalam sebuah hadis disebutkan: “Jika terjadi kiamat sementara di tangan salah seorang dari kalian ada bibit tanaman, maka tanamlah ia.” (HR. Ahmad). Pesan ini mengajarkan pentingnya merawat bumi hingga akhir kehidupan. Gerakan sederhana seperti menjaga kebersihan, mengurangi sampah plastik, atau menanam pohon menjadi wujud nyata cinta lingkungan yang diajarkan Nabi.

Cinta kepada bangsa dan negara juga penting ditanamkan. Nabi SAW sendiri menunjukkan kecintaannya pada tanah kelahirannya, Mekah. Saat hijrah beliau berkata: “Demi Allah, engkau (wahai Mekah) adalah negeri yang paling aku cintai. Sekiranya kaummu tidak mengusirku darimu, niscaya aku tidak akan meninggalkanmu.” (HR. Tirmidzi). Generasi muda Indonesia dapat meneladani hal ini dengan menjaga persatuan, menghargai keberagaman, serta berkontribusi bagi kemajuan bangsa.

Tolak ukur sukses Maulid juga dapat dilihat dari sejauh mana nilai-nilainya mampu diintegrasikan dalam ruang digital. Anak-anak muda dapat mengekspresikan kecintaan mereka kepada Rasul melalui konten positif, berbagi inspirasi Islami, atau menyebarkan pesan damai di media sosial. Dengan begitu, Maulid tidak hanya hidup di ruang fisik, tetapi juga di ruang maya yang menjadi dunia sehari-hari Gen Z.

Lebih jauh, Maulid juga selaras dengan tujuan pendidikan karakter. Pendidikan bukan hanya soal pengetahuan, melainkan juga pembentukan pribadi yang berakhlak mulia. Jika setelah peringatan Maulid peserta didik menunjukkan sikap lebih sopan, rajin, disiplin, serta penuh kasih sayang, maka dapat dikatakan bahwa Maulid telah sukses sebagai wahana pendidikan nilai.

Kesimpulannya, suksesnya peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bukanlah diukur dari kemegahan acara, melainkan dari keberhasilan menanamkan nilai-nilai keteladanan dalam kehidupan generasi muda. Melalui prinsip Kurikulum Berbasis Cinta (KBC)—cinta kepada Tuhan, cinta kepada diri dan sesama, cinta kepada ilmu pengetahuan, cinta kepada lingkungan, serta cinta kepada bangsa dan negara—Maulid dapat menjadi sarana membentuk Gen Z yang beriman, berakhlak, peduli, cerdas, dan cinta tanah air. Dengan cara inilah, Maulid benar-benar memberi dampak nyata bagi pendidikan generasi masa depan.

Bagikan artikel ini:

Beri Komentar

Jiyanto, S.E

- Kepala Sekolah -

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Pendidikan adalah produk kreatifitas yang sangat luar biasa, aktifitas pendidikan pada hakikatnya adalah sebuah usaha untuk...

Berlangganan
Jajak Pendapat

Bagaimana pendapat anda mengenai web madrasah kami ?

Hasil
Banner