"Cari Kerja Itu Susah, Jangan Bikin Susah Orang Lain": Pesan Salah Satu Tokoh Masyarakat di Reo
- Senin, 15 September 2025
- Administrator
- 0 komentar

"Cari Kerja Itu Susah, Jangan Bikin Susah Orang Lain": Pesan Salah Satu Tokoh Masyarakat di Reo
Oleh : Kepala Mdrasah
Pada hari Ahad, 14 September 2025, kami mendapat silaturahmi dari salah satu tokoh masyarakat Kecamatan Reo yang dikenal bijak dan peduli terhadap generasi muda. Dalam kesempatan itu, beliau menyampaikan pesan sederhana namun sarat makna, khususnya bagi mereka yang sudah mendapatkan pekerjaan yang baik. Pesan beliau berbunyi: "Cari kerja itu susah. Jika sudah dapat pekerjaan, jangan bikin susah kantor dan bikin susah pegawai lain."
Pesan ini begitu menyentuh karena realitas di lapangan membuktikan bahwa memperoleh pekerjaan memang tidaklah mudah. Banyak orang berjuang bertahun-tahun, melamar di berbagai tempat, bahkan harus rela meninggalkan kampung halaman demi mendapatkan kesempatan bekerja. Oleh karena itu, mereka yang sudah mendapatkan pekerjaan sejatinya harus bersyukur dan menjaga amanah tersebut.
Makna yang terkandung dalam pesan tersebut adalah ajakan untuk tidak hanya bekerja demi gaji, melainkan bekerja dengan penuh tanggung jawab. Menjadi seorang pegawai bukan sekadar hadir di kantor, tetapi juga memastikan bahwa keberadaan kita memberikan manfaat, bukan menambah beban bagi rekan kerja ataupun instansi. Seperti pepatah mengatakan, "Orang yang ringan tangan akan meringankan banyak persoalan."
Dalam Islam, bekerja dengan sungguh-sungguh adalah bagian dari ibadah. Allah SWT berfirman dalam QS. At-Taubah ayat 105: “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin...” Ayat ini menegaskan bahwa setiap amal dan kerja manusia tidak pernah luput dari pengawasan Allah. Oleh sebab itu, bekerja dengan baik dan tidak menyusahkan orang lain merupakan bentuk nyata dari kesadaran akan pertanggungjawaban kita di hadapan-Nya.
Rasulullah SAW juga bersabda: “Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba yang apabila ia bekerja, ia menyempurnakan pekerjaannya.” (HR. Thabrani). Hadis ini menegaskan pentingnya profesionalitas dan integritas dalam setiap pekerjaan. Seorang pegawai yang baik tidak hanya disiplin pada dirinya, tetapi juga mampu menjaga keharmonisan di lingkungan kerja.
Jika direnungkan lebih dalam, kalimat “jangan bikin susah kantor” bermakna agar kita tidak menjadi sumber masalah bagi institusi. Artinya, jangan bekerja dengan setengah hati, jangan menyalahgunakan jabatan, dan jangan meninggalkan tanggung jawab yang bisa menghambat pelayanan publik. Kantor yang sehat adalah kantor yang di dalamnya pegawainya bekerja dengan ikhlas, kompak, dan profesional.
Sedangkan kalimat “jangan bikin susah pegawai lain” mengingatkan agar kita menjaga solidaritas dan kerjasama. Dalam sebuah instansi, pekerjaan tidak bisa diselesaikan sendiri. Semua membutuhkan kolaborasi. Apabila ada satu orang yang tidak bertanggung jawab, maka beban itu akan menumpuk pada orang lain. Hal inilah yang membuat suasana kantor tidak kondusif.
Banyak tokoh sukses menekankan hal serupa. Jack Ma, pendiri Alibaba, pernah berkata: “Orang yang malas akan selalu membuat alasan, tetapi orang yang rajin akan selalu mencari jalan.” Kutipan ini sejalan dengan pesan tokoh masyarakat tadi: jangan membuat alasan untuk lari dari tanggung jawab, karena itu akan menyulitkan orang lain.
Demikian pula Ir. Soekarno pernah berpesan: “Bekerjalah seakan-akan hidupmu seribu tahun, beribadahlah seakan-akan engkau mati besok.” Pesan ini mengajarkan keseimbangan antara kesungguhan dalam bekerja dan kesadaran spiritual. Jika pegawai mampu bekerja dengan kesungguhan, maka kantor akan berjalan lancar dan rekan kerja akan merasa terbantu.
Selain itu, Mario Teguh, motivator Indonesia, sering menyampaikan bahwa: “Orang yang bekerja dengan sungguh-sungguh akan selalu dihargai, meskipun ia tidak selalu dipuji.” Hal ini memberi pelajaran bahwa kesungguhan bekerja bukan hanya demi atasan atau teman kantor, melainkan demi kehormatan diri sendiri.
Pesan tokoh masyarakat yang hadir tersebut juga sejalan dengan program Kementerian Agama yang menekankan pentingnya pembelajaran dan pekerjaan yang berdampak. Kemenag mendorong setiap pendidik, pegawai, maupun siswa untuk tidak sekadar melaksanakan rutinitas, tetapi menghadirkan karya nyata yang membawa perubahan positif. Dalam konteks pekerjaan, berdampak berarti mampu menghadirkan pelayanan terbaik, memberikan solusi, dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif serta penuh keberkahan.
Akhirnya, silaturahmi ini memberikan kesan mendalam bagi seluruh siswa dan masyarakat yang hadir. Pesan sederhana tersebut sejatinya merupakan nasihat moral, etika, sekaligus ajaran agama. Bekerja bukan hanya untuk mencari nafkah, tetapi juga untuk membangun diri, membantu orang lain, dan menjaga nama baik institusi. Jika setiap pegawai menghayati pesan ini, niscaya lingkungan kerja akan penuh berkah, kantor akan berjalan lancar, dan masyarakat akan mendapatkan pelayanan terbaik.
Dengan demikian, mari kita jadikan pesan “jangan bikin susah kantor dan jangan bikin susah pegawai lain” sebagai prinsip hidup. Bekerjalah dengan tanggung jawab, profesionalitas, dan hati yang tulus. Sejalan dengan semangat Kementerian Agama, setiap kerja kita harus berdampak, bukan sekadar menggugurkan kewajiban. Karena pada akhirnya, kualitas hidup kita tidak hanya ditentukan oleh jabatan atau gaji, tetapi juga oleh seberapa besar manfaat yang kita berikan kepada orang lain.
Artikel Terkait

Tolak Ukur Sukses Maulid Nabi Muhammad SAW dalam Pendidikan Generasi Z melalui Kurikulum Berbasis Cinta
Sabtu, 06 September 2025

Refleksi HUT ke-80: Meneguhkan Jiwa Guru dan Siswa di Era Digital melalui Bingkai Kurikulum Cinta
Sabtu, 16 Agustus 2025