You need to enable javaScript to run this app.

Refleksi Kebangkitan Nasional 2025: Mewujudkan Program Madrasah yang Berdampak

  • Selasa, 20 Mei 2025
  • Administrator
  • 0 komentar
Refleksi Kebangkitan Nasional 2025: Mewujudkan Program Madrasah yang Berdampak

Refleksi Kebangkitan Nasional 2025: Mewujudkan Program Madrasah yang Berdampak

Oleh: Jiyanto,S.E

Tanggal 20 Mei 2025 menandai peringatan ke-117 Hari Kebangkitan Nasional—sebuah momentum sejarah yang bukan sekadar peringatan seremonial, tetapi juga ajakan untuk merenung, bangkit, dan bertindak demi kemajuan bangsa. Di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks, madrasah sebagai lembaga pendidikan berbasis nilai-nilai keislaman dan kebangsaan memiliki peran strategis untuk menyalakan kembali semangat kebangkitan melalui program yang nyata dan berdampak.

Semangat Kebangkitan Nasional lahir dari kesadaran kolektif bangsa Indonesia untuk bersatu, memperjuangkan kemerdekaan, dan mengakhiri keterbelakangan. Hari ini, kebangkitan itu harus diwujudkan dalam bentuk peningkatan kualitas pendidikan, penguatan karakter, dan transformasi madrasah menjadi pusat pembelajaran yang memajukan akal, moral, dan sosial peserta didik.

Madrasah bukan hanya tempat menuntut ilmu agama, tetapi juga wadah membentuk generasi yang cerdas, berakhlak, dan siap menjadi agen perubahan. Oleh karena itu, Program Madrasah yang Berdampak harus dirancang dengan menjawab kebutuhan zaman: pembelajaran aktif, literasi digital, integrasi nilai keislaman dengan iptek, dan penguatan budaya gotong royong di lingkungan sekolah.

Kebangkitan Madrasah harus dimulai dari guru yang visioner, pemimpin madrasah yang inspiratif, serta lingkungan belajar yang mendukung. Program-program seperti Madrasah Digital, Gerakan Literasi Madrasah, Ekstrakurikuler Kepemudaan, dan Penguatan Moderasi Beragama harus terus dikembangkan agar menghasilkan generasi pembelajar sepanjang hayat.

Sebagaimana kata-kata inspiratif dari Ki Hadjar Dewantara, “Pendidikan adalah usaha memerdekakan manusia.” Maka, madrasah perlu merdeka dalam berpikir, berinovasi, dan menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada peserta didik. Program berdampak bukan yang sekadar ramai di atas kertas, tetapi nyata membentuk karakter siswa yang jujur, tangguh, dan berdaya saing.

Dr. Soetomo, tokoh utama lahirnya Kebangkitan Nasional melalui organisasi Boedi Oetomo, pernah berkata, “Bangsa yang besar ialah bangsa yang menghargai martabat dan harga dirinya.” Oleh sebab itu, madrasah harus menjadi ruang tumbuhnya kebanggaan sebagai anak bangsa. Pelajar madrasah harus tahu bahwa belajar adalah bentuk jihad intelektual untuk memajukan negeri.

Haji Agus Salim, seorang pejuang kemerdekaan dan ulama besar, menekankan pentingnya integritas dan keteladanan. “Kemerdekaan sejati adalah merdeka dari kebodohan dan kemalasan.” Refleksi ini penting untuk madrasah dalam menumbuhkan etos kerja, disiplin, dan budaya belajar yang tekun. Guru dan siswa harus menjadi contoh dalam menolak budaya instan.

Dalam konteks ini, madrasah harus berani membuat lompatan inovasi. Teknologi bukan lawan dari nilai-nilai agama, melainkan alat untuk memperluas jangkauan dakwah dan pendidikan. Program e-learning, pembuatan konten edukatif Islami, hingga kolaborasi dengan berbagai pihak harus menjadi strategi untuk meningkatkan kualitas dan daya tarik madrasah.

Program madrasah yang berdampak juga harus menyentuh aspek sosial. Kegiatan pengabdian masyarakat, madrasah peduli lingkungan, serta aksi solidaritas terhadap sesama menjadi bagian penting untuk melatih empati dan tanggung jawab sosial siswa. Sebab, kebangkitan sejati adalah ketika keberadaan madrasah memberi manfaat bagi masyarakat sekitarnya.

Kebangkitan Madrasah 2025 juga harus diarahkan pada penguatan jati diri bangsa. Di tengah gempuran budaya luar, madrasah harus tampil sebagai benteng nilai-nilai luhur bangsa dan agama. Pembelajaran Pancasila, sejarah perjuangan nasional, serta nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin harus terus digaungkan dalam ruang-ruang kelas dan kegiatan siswa.

Sebagaimana pesan Bung Karno, “Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya.” Maka, pembangunan madrasah tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga membangun mental spiritual peserta didik. Jiwa-jiwa yang tangguh, percaya diri, dan cinta tanah air adalah hasil dari pendidikan yang menyentuh hati dan membangkitkan kesadaran diri.

Menjelang satu abad kemerdekaan Indonesia, mari kita jadikan momentum Kebangkitan Nasional 2025 sebagai pemacu untuk menjadikan madrasah sebagai pelopor perubahan. Program yang berdampak bukan yang seremonial, tetapi yang terus hidup dalam kebiasaan baik, prestasi nyata, dan kontribusi sosial.

Dengan semangat para pahlawan dan cita-cita luhur bangsa, madrasah harus menjadi suluh peradaban, menyalakan semangat belajar, bekerja, dan berbakti. Mari kita buktikan bahwa kebangkitan itu nyata, dan madrasah adalah bagian penting dari Indonesia yang maju, berdaya saing, dan bermartabat.

Bagikan artikel ini:

Beri Komentar

Jiyanto, S.E

- Kepala Sekolah -

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Pendidikan adalah produk kreatifitas yang sangat luar biasa, aktifitas pendidikan pada hakikatnya adalah sebuah usaha untuk...

Berlangganan
Jajak Pendapat

Bagaimana pendapat anda mengenai web madrasah kami ?

Hasil
Banner